Si Itik Berdiri, Aplikasi Informatika Berdiferensiasi
[ad_1]
Oleh : Rezi Mutiara Fenorita,S.Pd, M.Kom (Guru SMA Negeri 1 Solok)
Infosumbar.net – Seperti kita ketahui, pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan pembelajaran yang meyakini bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang unik. Dengan memberikan berbagai pilihan aktivitas, materi, dan tingkat kesulitan, guru dapat memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa. Hasilnya, siswa akan lebih termotivasi, terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dan mencapai hasil belajar yang optimal.
Perkembangan teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Berbagai aplikasi dan platform pembelajaran online dan offline memungkinkan guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan menarik bagi siswa. Dengan memanfaatkan teknologi, pembelajaran berdiferensiasi menjadi semakin mudah dan efektif.
Di SMA Negeri 1 Solok, pelaksanaan kurikulum merdeka pada tahun pelajaran ini memasuki tahun kedua. Terjadinya perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka membuat perubahan siswa yang dulu hanya belajar Bimbingan TIK (B-TIK) sekarang mempelajari Informatika.
Informatika, merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh peserta didik pada Fase E dalam kurikulum merdeka. Dalam materi pembelajaran informatika, kita tidak sekedar membahas tentang bagaimana cara menggunakan aplikasi perkantoran seperti yang selama ini dipelajari pada layanan Bimbingan TIK kurikulum 2013. Mata pelajaran Informatika memiliki cakupan ruang lingkup yang luas.
Pada mata pelajaran Informatika Fase E kelas X tahun pelajaran ini, siswa dianggap telah mempelajari Informatika pada Fase D.
Namun kenyataannya tidak ada siswa yang belajar infromatika. Berdasarkan hasil observasi pada Kelas X.11 SMA Negeri 1 Solok, yang telah guru lakukan ditemukan bahwa tidak ada siswa yang belajar Informatika dan ditemukan 8 orang (22,2%) siswa yang belajar Bimbingan TIK pada waktu SMP/MTS.
Keadaan ini menjadi salah satu faktor yang menjadikan pemahaman awal siswa berbeda dalam pembelajaran Informatika. Selain itu, media pembelajaran yang terbatas dan masih satu arah dan belum mampu mengakomodir gaya belajar siswa.
Di perpustakaan sekolah buku paket yang tersedia untuk semua siswa hanya ada satu sejenis, dan buku tersebut juga tersedia versi digitalnya. Namun untuk buku penunjang lainnya jumlahnya terbatas dan siswa tidak bisa bebas meminjam karena keterbatasan jumlah. Guru sering kesulitan memenuhi kebutuhan siswa dalam menyediakan sumber belajar dimana dalam waktu yang bersamaan guru perlu menjemput materi di fase D dan menjelaskan materi fase E kelas X pada waktu bersamaan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Disisi lain siswa membutuhkan media pembelajaran yang juga dapat mengakomodir gaya belajarnya. Adapun tantangan yang diahadapi dalam pembuatan Si Itik Ini adalah, dimana Mencari sumber belajar yang cocok dengan kebutuhan siswa yang sesuai dengan kebutuhan agar materi fase D dan fase E dapat tercapai disaat bersamaan.
Buku paket dan buku digital untuk mata pelajaran informatika yang terbatas seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dan terjadinya perubahan capaian pembelajaran mata pelajaran informatika pada tahun 2024 sehingga guru harus melakukan bedah CP dan mencari kembali materi dan refensi yang cocok. Untuk mengatasi tantangan ini dilakukan diskusi dan kolaborasi dengan Guru KKG Informatika SMA Negeri 1 Solok dan MGMP Infromatika SMA Kota Solok dalam mencari materi dan sumber belajar yang digunakan.
Untuk mengatasi ini, guru tertarik mengembangkan sebua Multimedia Pembelajarn Interaktif yang di berinama “Si Itik Berdiri”. Si Itik Berdiri merupakan singakatan dari aplikaSI InformaTIKa BERDIfeRensIasi. Dalam mengembangkan Si Itik Berdiri, guru terlebih dahulu melakukan tes gaya belajar untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa. Sehingga dalam hal ini ditemukan siswa dengan gaya belajar visual, audio dan kinestestik.
Aplikasi ini berisikan menu yang terdiri dari: tujuan pembelajaran, sasaran, pendahuluan, latihan, kuis, referensi dan kreator. Adpun hal yang utama dari aplikasi ini adalah, aplikasi ini menyajikan materi pembelajarn dalam bentuk suara, gambar dan tugas sebagai bentuk aktivitas yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran, sehingga dapat mengakomodasi gaya belajar siswa yang berdiferensiasi.
Dalam proses pembelajaran di kelas, saya melakukan asesmen awal melalui google form untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Saya membagi siswa menjadi tiga kategori berdasarkan asesmen awal yang telah dilakukan kategori sudah paham, sebagian paham dan belum paham.
Bagi siswa yang sudah paham maka akan melakukan tutor sebaya kepada siswa yang sebagaian paham dan belum paham, selain itu siswa yang belum paham juga mendapatmendampingan langsung oleh guru. Guru membagi kelompok secara heterogen baik dari hasil asesmen awal dan gaya bejalar yang berbeda agar siswa dapat saling melengkapi.
Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah project based learning. Saat pembelajaran berlangsung siswa dapat memanfaatkan Si Itik Berdiri baik secara online maupun offline. Guru mempersilahkan siswa berdiskusi dan mengerjakan LKPD. Siswa diberi kebebasan membuat proyek sesuai dengan minat mereka, proyek tersebut dapat berupa rekaman video, poster dan lain-lain.
Setelah proyek selesai masing-masing kelompok dipersilahkan menampilkan hasil kerja kelompok di depan kelas. Pada akhir proses pembelajaran guru melakukan asesmen dengan menggunakan quiziz. Banyak manfaat yang dirasakan dengan penggunaan Si Itik Berdiri, membantu guru dalam berbagi materi fase D yang belum dipelajari namun masih tetap bisa lanjut dengan dengan materi Fase E kelas X tanpa menambah jam pelajaran.
Si Itik Berdiri mampu mengakomodir gaya belajar siswa. Selain itu, dengan implementasi “Si Itik Berdiri” siswa termotovasi untuk belajar dan proses pembelajaran lebih menyenangkan.
(Ayi)
[ad_2]
Source link

Tinggalkan Balasan