[ad_1]

LHOKSEUMAWE – Pengamat Ekonomi Universitas Malikussaleh, Razif, menilai dengan terpilihnya Teuku Riefky Harsya sebagai Menteri Ekonomi Kreatif di kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Aceh. 

Namun, kata Razif, hal tersebut tergantung pada koneksi pemimpin daerah dengan pemerintah pusat.

“Memang ada dampak positif jika ada sosok dari Aceh di level menteri. Namun, semuanya akan kembali pada kemampuan pemimpin daerah dalam menjalin koneksi dengan pusat dan pandai melobi. Jika tidak, sulit bagi kita untuk menarik dana dari pusat ke daerah,” kata Razif pada Rabu, 23 September 2024.

Razif berharap siapapun pemimpin daerah kedepan harus mampu berpikir kreatif dan tidak hanya berfokus pada lingkup lokal.

“Kita butuh pemimpin yang bukan hanya jago kandang, tetapi juga bisa membuka akses ke pusat,” ungkap Razif.

Kementerian Ekonomi Kreatif yang kini dipimpin oleh Teuku Riefky Harsya Putra merupakan Kementerian baru yang terbentuk dari pemisahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo, posisi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dipegang oleh Sandiaga Uno.

Razif menjelaskan, ekonomi kreatif adalah sektor yang berfokus pada kegiatan produksi dan distribusi barang serta jasa yang memanfaatkan ide-ide kreatif, kemampuan intelektual, dan inovasi. 

“Ekonomi kreatif adalah kombinasi antara inovasi, budaya, ilmu pengetahuan, dan kreativitas yang diwujudkan dalam produk bernilai tambah,” kata Razif.

Menurut Razif, jika dikelola dengan maksimal, ekonomi kreatif mampu membuka peluang kerja, meningkatkan kesejahteraan, serta mengembangkan potensi ekonomi nasional. 

“Beberapa sektor ekonomi kreatif yang sudah berkembang di Indonesia termasuk industri fesyen, film, periklanan, animasi video, fotografi, hingga kerajinan tangan. Youtuber lokal juga merupakan bagian dari industri kreatif ini,” kata Razif.

Razif mengatakan pentingnya peran pemimpin daerah dalam memanfaatkan peluang ini. Dengan adanya menteri asal Aceh, kata Razif, potensi pengembangan ekonomi daerah dapat semakin besar, asalkan diimbangi dengan kemampuan melobi dan menarik dukungan dari Kementerian pusat.

“Jika pemimpin daerah mampu melobi dana dari Kementerian, maka akan ada lebih banyak peluang pembangunan untuk daerah. Kedekatan emosional juga akan menjadi nilai tambah dalam hubungan dengan menteri dari Aceh,” kata Razif.***

[ad_2]

Source link